Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari adalah permaisuri Raden Wijaya raja pertama Majapahit (1293-1309).
Tribhuwaneswari dalam Perjuangan
Dalam Nagarakretagama nama Tribhuwaneswari sering disingkat Tribhuwana. Ia adalah putri sulung Kertanagara raja terakhir Singhasari. Selain dirinya, ketiga adiknya juga dinikahi Raden Wijaya, yaitu Narendraduhita, Jayendradewi, dan Gayatri. Berita ini juga diperkuat oleh prasasti Kertarajasa (1305).
Menurut Pararaton, putri Kertanagara yang dinikahi Raden Wijaya hanya dua orang tanpa disebut siapa namanya. Menurut Kidung Harsawijaya, putri sulung disebut Puspawati, sedang putri bungsu disebut Pusparasmi. Jika dipadukan dengan Nagarakretagama, maka putri sulung identik dengan Tribhuwana, sedangkan putri bungsu identik dengan Gayatri.
Dikisahkan pada saat Singhasari runtuh akibat pemberontakan Jayakatwang tahun 1292, Raden Wijaya hanya sempat menyelamatkan Tribhuwana, sedangkan Gayatri ditawan musuh. Rombongan Raden Wijaya kemudian menyeberang ke Sumenep meminta perlindungan Arya Wiraraja.
Dalam perjalanan menuju Sumenep, Tribhuwana sering dibantu oleh Lembu Sora, abdi setia Raden Wijaya. Jika pasangan suami istri tersebut letih, Lembu Sora menyediakan perutnya sebagai alas duduk. Jika menyeberang rawa-rawa, Lembu Sora menyediakan diri menggendong Tribhuwana.
Raden Wijaya kemudian bersekutu dengan Arya Wiraraja untuk menjatuhkan Jayakatwang. Ketika Raden Wijaya berangkat ke Kadiri pura-pura menyerah pada Jayakatwang, Tribhuwana ditinggal di Sumenep. Baru setelah Raden Wijaya mendapatkan hutan Terik untuk dibuka menjadi desa Majapahit, Tribhuwana datang dengan diantar Ranggalawe putra Arya Wiraraja. Berita ini terdapat dalam Kidung Panji Wijayakarama.
Pada tahun 1293 pasukan Mongol datang membantu Raden Wijaya mengalahkan Jayakatwang. Menurut Pararaton, raja Mongol bersedia membantu karena Arya Wiraraja menjanjikan Tribhuwana dan Gayatri sebagai hadiah.
Kisah tersebut hanyalah imajinasi pengarang Pararaton saja, karena menurut kronik Cina dari Dinasti Yuan, pengiriman pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese tersebut semata-mata untuk menaklukkan Kertanagara, bukan atas undangan Arya Wiraraja.
Tribhuwana sebagai Permaisuri Utama
Sepeninggal pasukan Mongol tahun 1293, Kerajaan Majapahit berdiri dengan Raden Wijaya sebagai raja pertama. Tribhuwana tentu saja menjadi permaisuri utama, ditinjau dari gelarnya yaitu Tribhuwana-iswari.
Namun demikian, Pararaton menyebutkan, istri Raden Wijaya yang dituakan di istana bernama Dara Petak putri dari Kerajaan Dharmasraya, yang melahirkan Jayanagara sang putra mahkota. Sedangkan ibu Jayanagara menurut Nagarakretagama bernama Indreswari.
Menurut prasasti Kertarajasa (1305), Tribhuwaneswari disebut sebagai ibu Jayanagara. Dari berita tersebut dapat diperkirakan, Jayanagara adalah anak kandung Indreswari alias Dara Petak yang kemudian menjadi anak angkat Tribhuwaneswari sang permaisuri utama. Hal ini menyebabkan Jayanagara mendapat hak atas takhta sehingga kemudian menjadi raja kedua Majapahit tahun 1309-1328.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar