Sabtu, 13 Agustus 2011

RESENSI PERANG UDARA DI EROPA


PERANG UDARA DI EROPA
Hak cipta : Darma Aji

Terbit pertama kali dalam bahasa Indonesia
Oleh penerbit buku Kompas, juni 2007
PT Kompas Media Nusantara
Jalan Palmerah Selatan 26-28
Jakarta 10270

380 halaman : 14 x 21 cm
ISBN : 978-979-709-313-6









PERANG UDARA DI EROPA

BAB 1
Mandi Darah Di Langit Berlin
Berlin, ibu kota jerman Nazi, mengalami 363 kali serangan udara sepanjang perang dunia dua. Komando bomber AU Inggris (RAF) sudah melancarkan serangan udara sejak tahun 1940, selanjutnya ditimpali oleh AU ke-8 Amerika sejak tahun 1942, sebagai kampanye pengebomban strategis dari jerman.
Sebelum pada tahun 1939, presiden AS Franklin D Roosevelt menyampaikan permohonan kepada negara-negara yang terlibat perang, supaya membatasi operasi pengeboman hanya pada sasaran militer saja. Prancis dan Inggris setuju dengan syarat hal yang sama ditaati pula oleh musuh. Tetapi yang namanya perang, ketentuan seperti itu tidak bisa sepenuhnya ditaat.

BAB 2
Kolonel Galland Lindungi Armada Jerman Terobos Perairan Inggris
Letnan komander (setara mayor) Eugene Esmonde merasa gelisah, ia duduk di kokpit pesawat peluncur torpedo fairey swordfis-nya menanti aba-aba untuk lepas landas, tinggal menunggu tibanya pengawalan oleh pesawat burusergap spitfire.
Misi mereka skadron 825 penerbangan AL dari pangkalan maston di kent-hari itu sangat penting dan sudah ditekankan oleh PM Winston Churchill. Jerman harus membayar mahal  keberanian tiga kapal perang besar mereka penjelajah tempur scharnhorst dan gneisenau, serta penjelajah barat prinz eugen- melintasi selat chanel di siang bolong di situ AL kerajaan berkuasa berabad-abad, dan mereka harus di tenggelamkan.





BAB 3
Dieppe Puncak Kejayaan Luftwaffe Di Front Barat
Meskipun berhasil menghalau serangan udara besar-besaran Luftwaffe atas tanah air, sehingga komano burusergap AU Inggris menjadi formasi militer paling terkenal di jagat berbahasa Inggris-AU sendiri belumlah menjadi kekuatan udara yang tangguh dan efesien guna melancarkan perang udara di deseberang selat chanel. Pilot-pilot muda di kirim terbang di atas eropa yang di kuasai jerman hanya sekedar mencicipi tantangan sejati, tanpa kejelasan arah dan tujuan aksi itu.

BAB 4
Karena Gelap Melindungi Kita Dari Incaran Elang
London, malam hari ke 29 bulan desember 1940 ibu kota kerajaan tengah dilanda kebakaran hebat di serateronnya. Serangan udara besar-besaran Luftwaffe baru saja berlalu.
Seseorang perwira tinggi AU terpaku diam melihat kebakaran hebat itu. Hanya kubah besar dari katedral santo paul di dekat kantornya, depertemen keudaraan yang tidak tersentuh bom, kobaran api, dan asap. Si pewira bersumpah akan tiba saatnya nanti hal ini akan di bahas.

BAB 5
Bomber Amerika Menjemput Maut Di Siang Bolong
Bagi sekutu situasi perang di awal 1942 sangat menyakitkan. Pasukan jepang dengan mantap maju menguasai daerah demi daerah sekutu di fasifik. Jerman menenggelamkan hampir setiap kapal yang mendekati benua eropa. Inggris raya yng dikepung oleh blokade laut dan serangan udara jerman, kesulitan logistik dan personil.
Dalam kondisi itu panglima korp udara AD amerika jendral Henry Anold mengutus jenderal Ira Eaker dan kemudian disusul oleh jenderal Carl Spaatz ke inggris untuk menyuun kesatuan yang diberi nama komando bomber ke 8 dan kemudian berkembang menjadi AU ke 8.

BAB 6
Duel Burung Kecil Di Selat Channel
Kesatuan terkenal dan menjadi legenda bermunculan kedalam duel udara dilangit eropa barat ini. Mereka saling berburu dan menembak jatuh, tetapi bukanlah pembunuhan berdarah dingin. Lawan yang sudah rusak berat tidaklah di libas habis, melainkan diberikan kesempatan pulang dan diserahkan kepada yang di atas sana. Tidak jarang munculperasaan resfek satu sama lain meskipun dalam perang mereka adalah musuh.

BAB 7
Mengawal Tanah Air Taktik Babi Hutan Hingga Jet
Serangan ke hambrug jelas menghancurkan moral rakyat. Jika kita tidak segera menemukan cara mengalakan teror ini segera, situasi sangat sulit akan terjadi.
Milch tidak omong kosong, ia menyampaikan halitu pada sebuah pertemuan komando tinggi luffwaffe di berlin, siang hari 30 juli 1943. Subuh sebelumnya Hamburg kembali dihantam serangan bomber-bomber inggris. Kota itu sudah mati di tinggal penghuninya ke luar kota. Tanggal 29 juli, gubernur kaufmann meminta warga yang tidak berkaitan dengan industri perang untuk mengungsi ke luar kota.

BAB 8
Target Untuk Invasi Dan Persaingan Raja Bomber
3 tahun lamanya royal air force (AU) inggris menjalani kampaye siang bolong menghadapi luftwaffe. Masing-masing melancarkan seranga cepat tembak dan lari terhadap lapangan terbang lawanya dari ketingian rendah. Serangan yang dampaknya ringan saja namun tetap saja mengganggu.





BAB 9
Jerman Kembali Menggempur Inggris
Begitu kuatnya serangan udara sekutu ke kota-kota jerman membuat naluri ofensif hitler berkobar. Ia memerintahkan serangan udara balasan ke kota-kota di inggris. Di tangal 3 desember 1943 goering memberi intruksi kepada jendral mayor dietrich pelz panglima komando bomber fron barat, guna membalas serangan terkonsentrasi pada kota-kota khususnya pusat industri dan pelabuhan.

BAB 10
Pertempuran Dilangit Normandia Dan Pedalaman Prancis
Serbuan tersebut tergolong operasi militer paling besar dan ruwet dalam sejarah manusia. Ribuan jam orang dihabiskan untuk membuat rute pelayaran buat sekitar 6000 kapal. Misi mengordinasikan ribuan orag didarat, udara, dan laut  melampaui segala perkiraan sebelumnya. Walau begitu berhasil dilaksanakan dengan baik.

BAB 11
Rocet Jerman Menghantam London
Total jumla mencapai 10.500 roket VI di tembakkan ke inggris . sebanyak 80% di tembakan dari darat. Sebanyak 7.488 berhasil menyebrangi selat channel inggris dan 3.957 jatuh sebelum bisa menerobos ke targetnya. Dari 3.957 yang bisa menerobos pertahanan , 2.419 jatuh di ondon, sekitar 30 menghantam southampton dan portsounth, serta satu mengenai manchester.







BAB 12
Menyerang Fasilitas Perminyakan Jerman
Sejak tahun 1939 angka produksi bahan bakar oktan tinggi untuk pesawat terbang jerman jauh dari kebutuhan perang besar dan lama. Dua tahun terakhir sebelum perang jerman mengimpor dan menyimpan cadangan 350.000 ton cukup untuk insentif udara selam tiga bulan, meski minyak dalam negri hancur total.

BAB 13
Bomber Vs Buru Sergap Adu Kuat Dalam Duel Jarak Dekat
Sebagai panglima komando burusergap luftwaffe ia menerima banyak saran dan pendapat prihal mengahancurkan bomber sekutu secara massal, sehingga  bisa menghentikan kampanye ofensif sekutu. Mayor Galland untuk memimpin satu unit khusus dengan pilot sukarelawan yang bersedia menabrak bomber amerika lalu terjun dengan parasut.

BAB 14
Cakar Elang Jerman Mengoyak Operasi Market Garden
Marsekal medan montgomery membujuk eisenhower, panglima tertingi untuk eropa guna mengalokasikan seluruh suplai yeng tersedia di benua untuk melancarkan serbuan melalui belanda, serta menguasai batu pijakan menyebrangi sungai rhiene. Untuk itu montgomery mengarahkan tentara lintas batas udara I dalam penerjunan besar-besaran.

BAB 15
Ofensif Pamungkas Di Ardennes Operasi Bodenplatte
Meskipun terdesak Adolt Htler belum putus asa, insting ofensipnya menyala, ia meniai sektor dennes di lini amerika sangat lemah dan mudah ditembus. Maka ia menyusun 7 devisi lapis baja guna menerobos sektor itu, dengn target maju terus pasokan logistik sekutu sekitar 130 kilometer jauhnya dari ini jerman.

BAB 16
Jet Luftwaffe Gagal Hancurkan Jembatan Remagen
Setelah gagalnya ofensif ardennes jerman semangkin cepat ambruk. Di front timur rusia melancarkan serbuan besar-besaran ke prusia timur dan hungaria. Viena terancam. Nasib berlin pun tinggal tunggu waktu. Di front barat, sekutu bersiap menyebrangi sungai rhie dan menusuk Nazi dengan lapis baja.

BAB 17
Hari-Hari Terakhir Luftwaffe 
Claus adalah pemuda yang ketakutan tersesat dilangit. Namun saat itu meskipun ia lumpuh ia berang dan ngotot ingin membunuh musuh, hanya satu dalam pikirannya hancurkan bomber B17 yang masih sekitar 3 kilometer jauhnya. Dan akhirnya 20 detik terakhir hidupnya memiliki makna besar dan ia tidak ambil pusing denga peluru yang berterbangan menyambutnya.

















KELEBIHAN BUKU
-          Uraian setiap BAB cukup meluas dan sangat jelas
-          Di lengkapi dengan gambar
-          Dalam penulisannya sangat bagus
-          Mempunyai daptar pustaka yang jelas
-          Mempunyai indeks
-          Kalimat yang di anggap penting di buat menjadi miring
-          Di lengkapi biodata penulis

KEKURANGAN BUKU
-          Judul per BAB susah dimengerti, menggunakan kalimat istilah
-          Di dalam uraian materi banyak terdapat kalimat yang membingungkan.
-          Gambar tidak berwarna

Rabu, 10 Agustus 2011

KERAJAAN BALI

Bali
Lambang Bali
Lambang
“Bali Dwipa Jaya”
(Bahasa Kawi: “Pulau Bali Jaya”)
Berkas:Locator bali final.png
Peta lokasi Bali
Koordinat
Dasar hukum
Tanggal penting 14 Agustus 1959 (hari jadi)
Ibu kota Denpasar (dahulu Singaraja)
Gubernur Komjen Pol (Purn) I Made Mangku Pastika (2008-2013)
Luas 5.561 km²
Penduduk 4.500.000 (+/-)
Kepadatan 800 /km²
Kabupaten 8
Kota 1
Kecamatan
Kelurahan/Desa
Suku Bali (89%), Jawa (7%), Baliaga (1%), Madura (1%)[1]
Agama Hindu (92,3%), Islam (5,7%), Lainnya (2%)
Bahasa Bahasa Bali, Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sasak, Bahasa Madura, dll.
Zona waktu WITA
Lagu daerah Bali Jagaddhita
Rumah tradisional
Senjata tradisional
Singkatan
Situs web resmi: http://www.bali.go.id
Bali adalah sebuah pulau di Indonesia, sekaligus menjadi salah satu provinsi Indonesia. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal sebagai Pulau Dewata.
Daftar isi
* 1 Geografi
* 2 Sejarah
* 3 Demografi
* 4 Transportasi
* 5 Pemerintahan
o 5.1 Daftar kabupaten dan kota di Bali
o 5.2 Daftar gubernur
o 5.3 Perwakilan
* 6 Budaya
o 6.1 Musik
o 6.2 Tari
+ 6.2.1 Tarian wali
+ 6.2.2 Tarian bebali
+ 6.2.3 Tarian balih-balihan
o 6.3 Pakaian daerah
+ 6.3.1 Pria
+ 6.3.2 Wanita
o 6.4 Makanan
+ 6.4.1 Makanan utama
+ 6.4.2 Jajanan
* 7 Senjata
* 8 Rumah Adat
* 9 Pahlawan
* 10 Referensi
* 11 Lihat pula
* 12 Pranala luar
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Lintang Timur yang mebuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas, dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai, dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan yaitu : Danau Beratan, Buyan, Tamblingan dan Danau Batur.
Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar; sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan.
Sejarah
Sawah di sekitar puri Gunung Kawi, Tampaksiring, Bali.
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Bali
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia. Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya orang-orang Hindu dari India pada 100 SM.
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India, yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis, dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen, yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur, dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan, yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II, dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali ‘pejuang kemerdekaan’. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada 20 November 1940, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai, yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya, dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.[2]
Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing, dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.
Demografi
Lahan sawah di Bali
Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa, dengan mayoritas 92,3% menganut agama Hindu. Agama lainnya adalah Islam, Protestan, Katolik, dan Buddha.
Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan perikanan. Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali adalah Bahasa Indonesia, Bali, dan Inggris khususnya bagi yang bekerja di sektor pariwisata.
Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas pemakaiannya di Bali, dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan sistem catur warna dalam agama Hindu Dharma; meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang.
Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali, yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisata. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, seringkali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai.
Transportasi
Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang sangat baik tersedia khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik, kecuali taksi.
Jenis kendaraan umum di Bali antara lain
* Dokar, kendaraan dengan menggunakan kuda sebagai penarik
* Ojek, taksi sepeda motor
* Bemo, melayani dalam dan antarkota
* Taksi
* Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi.
Bali terhubung dengan Pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi, yang lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui Pelabuhan Padang Bay menuju Pelabuhan Lembar, yang memakan waktu sekitar empat jam.
Transportasi udara dilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai, dengan destinasi ke sejumlah kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, serta Jepang. Landas pacu dan pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari pantai.
Pemerintahan
Peta topografi Pulau Bali
Daftar kabupaten dan kota di Bali
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Badung Badung
2 Kabupaten Bangli Bangli
3 Kabupaten Buleleng Singaraja
4 Kabupaten Gianyar Gianyar
5 Kabupaten Jembrana Negara
6 Kabupaten Karangasem Karangasem
7 Kabupaten Klungkung Klungkung
8 Kabupaten Tabanan Tabanan
9 Kota Denpasar -
Daftar gubernur
No. Periode Nama Gubernur Keterangan
1 1950 – 1958 Anak Agung Bagus Sutedja
2 1958 – 1959 I Gusti Bagus Oka
3 1959 – 1965 Anak Agung Bagus Sutedja
4 1965 – 1967 I Gusti Putu Martha
5 1967 – 1978 Soekarmen
6 1978 – 1988 Prof. Dr. Ida Bagus Mantra
7 1988 – 1993 Prof. Dr. Ida Bagus Oka
8 1998 – 2008 Drs. Dewa Made Beratha
9 2008 – 2013 I Made Mangku Pastika
Perwakilan
Empat anggota DPD (2004-2009) dari Provinsi Bali adalah I Wayan Sudirta, S.H., Nyoman Rudana, Drs. Ida Bagus Gede Agastia, dan Dra. Ida Ayu Agung Mas.
Berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2009, Bali mengirimkan sembilan anggota DPR ke Senayan dengan komposisi empat wakil dari PDI-P, masing-masing dua dari Partai Golkar dan Partai Demokrat, serta satu orang dari Partai Gerindra.
Pada tingkat provinsi, DPRD Bali dengan 55 kursi tersedia dikuasai oleh PDI-P dengan 24 kursi, menurun dari periode sebelumnya (2004-2009), disusul Partai Golkar dengan dua belas kursi.[3]
Partai Kursi %
PDI-P 24 -
Partai Golkar 12 -
Partai Demokrat 10 -
Partai Gerindra 2 -
PNBK 2 -
PKPB 1 -
PKPI 1 -
Partai Hanura 1 -
Pakar Pangan 1 -
PNI Marhaenisme 1 -
Total 55 100,0
Empat orang anggota adalah perempuan.
Budaya
Musik
Seperangkat gamelan Bali.
Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam tehnik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya Gamelan Jegog, Gamelan Gong Gede, Gamelan Gambang, Gamelan Selunding, dan Gamelan Semar Pegulingan. Adapula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben, serta musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda, serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong, dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling mempengaruhi daerah budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta musik tradisional masyarakat Lombok.
* Gamelan
* Jegog
* Genggong
* Silat Bali
Tari
Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok; yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan juga untuk pengunjung, dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan pengunjung.[4]
Pakar seni tari Bali I Made Bandem[5] pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng Pajegan, dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged, serta berbagai koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari Kecak. Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak mempopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Penari belia sedang menarikan Tari Belibis, koreografi kontemporer karya Ni Luh Suasthi Bandem.
Pertunjukan Tari Kecak.
Tarian wali
* Sang Hyang Dedari
* Sang Hyang Jaran
* Tari Rejang
* Tari Baris
* Tari Janger
Tarian bebali
* Tari Topeng
* Gambuh
Tarian balih-balihan
* Tari Legong
* Arja
* Joged Bumbung
* Drama Gong
* Barong
* Tari Pendet
* Tari Kecak
* Calon Arang
Pakaian daerah
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
Pria
Anak-anak Ubud mengenakan udeng, kemeja putih dan kain.
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
* Udeng (ikat kepala)
* Kain kampuh
* Umpal (selendang pengikat)
* Kain wastra (kemben)
* Sabuk
* Keris
* Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Wanita
Para penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada.
Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:
* Gelung (sanggul)
* Sesenteng (kemben songket)
* Kain wastra
* Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
* Selendang songket bahu ke bawah
* Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
* Beragam ornamen perhiasan
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Makanan
Makanan utama
* Ayam betutu
* Babi guling
* Bandot
* Be Kokak Mekuah
* Be Pasih mesambel matah
* Bebek betutu
* Berengkes
* Grangasem
* Jejeruk
* Jukut Urab
* Komoh
* Lawar
* Nasi Bubuh
* Nasi Tepeng
* Penyon
* Sate Kablet
* Sate Lilit
* Sate pentul
* Sate penyu
* Sate Tusuk
* Timbungan
* Tum
* Urutan Tabanan
Jajanan
* Bubuh Sagu
* Bubuh Sumsum
* Bubuh Tuak
* Jaja Batun Duren
* Jaja Begina
* Jaja Bendu
* Jaja Bikang
* Jaja Engol
* Jaja Godoh
* Jaja Jongkok
* Jaja Ketimus
* Jaja Klepon
* Jaja Lak-Lak
* Jaja Sumping
* Jaja Tain Buati
* Jaja Uli misi Tape
* Jaja Wajik
* Kacang Rahayu
* Rujak Bulung
* Rujak Kuah Pindang
* Rujak Manis
* Rujak Tibah
* Salak Bali
Senjata
* Keris
* Tombak
* Tiuk
* Taji
* Kandik
* Caluk
* Arit
* Udud
* Gelewang
* Trisula
* Panah
* Penampad
* Garot
* Tulud
* Kis-Kis
* Anggapan
* Berang
* Blakas
* Pengiris
Rumah Adat
Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan. Untuk itu, pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut ‘’Tri Hita Karana’’. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya,bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbolsimbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.
Pahlawan
* Untung Suropati
* I Gusti Ngurah Rai
* I Gusti Ketut Jelantik

KERAJAAN HOLING

1. Lokasi Kerajaan
Berita Cina berasal dari Dinasti T’ang yang menyebutkan bahwa letak Kerajaan Holing berbatasan dengan Laut Sebelah Selatan, Ta-Hen-La (Kamboja) di sebelah utara, Po-Li (Bali) sebelah Timur dan To-Po-Teng di sebelah Barat. Nama lain dari Holing adalah Cho-Po (Jawa), sehingga berdasarkan berita tersebut dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Holing terletak di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah.
J.L. Moens dalam menentukan letak Kerajaan Holing meninjau dari segi perekonomian, yaitu pelayaran dan perdagangan. Menurutnya, Kerajaan Holing selayaknya terletak di tepi Selat Malaka, yaitu di Semenanjung Malaya. Alasannya, Selat Malaka merupakan selat yang sangat ramai dalam aktifitas pelayaran perdagangan saat itu. Pendapat J.L. Moens itu diperkuat dengan ditemukannya sebuah daerah di Semenajung Malaya yang bernama daerah Keling.
2. Sumber Sejarah
I-Tsing menyebutkan bahwa seorang temannya bernama Hui-Ning dengan pembantunya bernama Yunki pergi ke Holing tahun 664/665 M untuk mempelajari ajaran agama Budha. Ia juga menterjemahkan kitab suci agama Budha dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina. Dalam menerjemahkan kitab itu, ia dibantu oleh pendeta agama Budha dari Holing yang bernama Jnanabhadra. Menurut keterangan dari Dinasti Sung, kitab yang diterjemahkan oleh Hui-Ning adalah bagian terakhir kitab Parinirvana yang mengisahkan tentang pembukaan jenazah Sang Budha.
3. Kehidupan Politik
Berdasarkan berita Cina disebutkan bahwa Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima.
Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Rakyat tunduk dan taat terhadap segala perintah Ratu Sima. Bahkan tidak seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggar segala perintahnya.
4. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Holing sudah teratur rapi. Hal ini disebabkan karena sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Sima. Di samping ini juga sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati dan mentaati segala keputusan Ratu Sima.
5. Kehidupan Ekonomi
kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Holing berkembang pesat. Masyarakat Kerajaan Holing telah mengenal hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang disebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan perdagangan dengan teratur.

Kerajaan Medang Kemulan

Berdasarkan penemuan beberapa prasasti, dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di muara sungai Brantas.ibu kotanya bernama Watan Mas. Kerajaan ini didirikan oleh Mpu Sindok, setelah ia memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Namun, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Mpu Sindok mencakup daerah Nganjuk disebelah barat, daerah Pasuruan di sebelah timur, daerah Surabaya di sebelah utara, dan daerah Malang di sebelah selatan. Dalam perkembangan selanjutnya, wilayah kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Timur.
1. Sumber Sejarah
Berita India mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan persahabatan dengan Kerajaan Chola. Hubungan ini bertujuan untuk membendung dan menghalangi kemajuan Kerajaan Medang Kamulan pada masa pemerintahan Raja Dharmawangsa.
Berita Cina berasal dari catatan-catatan yang ditulis pada zaman Dinasti Sung. Catatan-catatan Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan dan pertikaian, sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Negeri Cina (tahun 990 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan itu reda. Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan pada saat itu Kerajaan Medang Kamulan dapat memajukan pelayaran dan perdagangan.
2. Kehidupan Politik
Sejak berdiri dan berkembangnya Kerajaan Medang Kamulan, terdapat beberapa raja yang diketahui memerintah kerajaan ini. Raja-raja tersebut adalah sebagai berikut.
Raja Mpu Sindok
Raja Mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang Kamulan dengan gelar Mpu Sindok Isyanatunggadewa. Dari gelar Mpu Sindok itulah diambil nama Dinasti Isyana. Raja Mpu Sindok masih termasuk keturunan dari raja Dinasti Sabjaya (Mataram) di Jawa Tengah. Karena kondisi di Jawa Tengah tidak memungkinkan bertahtanya Dinasti Sanjaya akibat desakan Kerajaan Sriwijaya, maka Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur. Bahkan dalam prasasti terakhir Mpu Sindok (947 M) menyatakan bahwa Raja Mpu sindok adalah peletak dasar dari Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur.
Dharmawangsa
Raja Dharmawangsa dikenal sebagai salah seorang raja yang memiliki pandangan politik yang tajam. Semua politiknya ditujukan untuk mengangkat derajat kerajaan. Kebesaran Raja Dharmawangsa tampak jelas pada politik luar negerinya.
Airlangga
Dalam Prasasti Calcuta disebutkan bahwa Raja Airlangga (Erlangga) masih termasuk keturunan dari Raja Mpu Sindok dari pihak ibunya. Ibunya bernama Mahendradata (Gunapria Dharmapatni) yang kawin dengan Raja Udayana dari Bali.
3. Kehidupan Ekonomi
Raja Mpu Sindok mendirikan ibu kota kerajaannya di tepi Sungai Brantas, dengan tujuan menjadi pusat pelayaran dan perdagangan di daerah Jawa Timur. Bahkan pada masa pemerintahan Dharmawangsa, aktifitas perdagangan bukan saja di Jawa Timur, tetapi berkembang ke luar wilayah jawa Timur.
Di bawah pemerintahan Raja Dharmawangsa, Kerajaan Medang Kamulan menjadi pusat aktifitas pelayaran perdagangan di indonesia Timur. Namun akibat serangan dari Kerajaan Wurawari, segala perekonomian Kerajaan Medang Kamulan mengalami kehancuran.

Kerajaan Kutai

1. Lokasi Kerajaan
Berdasarkan sumber-sumber berita yang berhasil ditemukan menunjukkan bahwa kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur, yaitu di hulu sungai Mahakam. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama daerah tempat penemuan prasati, yaitu di daerah Kutai.
Sumber menyatakan bahawa di Kalimantan Timur telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapat pengaruh Hindu (India) adalah beberapa dari penemuan peninggalan berupa tulisan (prasasti). Tulisan itu berhasil ditemukan terdapat pada tujuh buah tiang batu yang disebut dengan nama Yupa. Tulisan yang terbuat pada Yupa itu mempergunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.
2. Kehidupan Politik
Raja-raja yang berhasil diketahui pernah memerintah kerajaan Kutai adalah sebagai berikut.
·    Raja Kudungga, merupakan raja pertama yang berkuasa di kerajaan Kutai. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan menganggap dirinya menjadi raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara turun temurun.
·    Raja Aswawarman, prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan seorang raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan upacara Aswamedha. Upacara-upacara ini pernah dilaksanakan di India pada masa pemerintahan Raja Samudragupta, ketika ingin memperluas wilayahnya.
·    Raja Mulawarman, adalah putra dari Raja Aswawarman. Ia adalah raja terbesar dari kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya kerajaan Kutai mengalami masa yang gemilang. Rakyat hidup tentram dan sejahtera. Dengan keadaan seperti itulah akhirnya raja Mulawarman mengadakan upaca kurban emas yang amat banyak.
3. Kehidupan Sosial
Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai dapat diketahui bahwa pada abad ke-4 M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesia yang telah banyak menerima pengaruh Hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu kerajaan yang teratur rapi menurut pola pemerintahan di India. Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur yang datang dari luar (India) dan mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.
4. Kehidupan Ekonomi
Dilihat dari letaknya, Kutai sangat strategis, terletak pada jalur aktifitas pelayaran dan perdagangan antara dunia barat dan dunia timur. Secara langsung maupun tidak langsung besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Kutai, terutama dalam bidang perekonomian masyarakatnya, dimana perdagangan juga dijadikan mata pencaharian utama saat itu.
5. Kehidupan Budaya
Salah satu yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan kata Vaprakecvara, yang artinya sebuah lapangan luas tempat pemujaan. Vaprakecvara itu dihubungkan dengan Dewa Siwa. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa masyarakat Kuta memeluk agama Siwa. Hal ini didukung oleh beberapa faktor berikut.
·    Besarnya pengaruh kerajaan Pallawa yang beragama Siwa menyebabkan agama Siwa terkenal di Kutai.
·    Pentingnya peranan para Brahmana di Kutai menunjukkan besarnya pengaruh Brahmana dalam agama Siwa terutama mengenai upacara korban.

Latar Belakang Masuknya Bangsa Eropa keIndonesia

a. Penjelajahan Bangsa Portugis
Setelah perjanjian Thordesillas (1492) pelaut-pelaut Portugis di bawah pimpinan Bartholomeus Diaz mencoba mencari jalan keluar untuk menemukan dunia Timur (pusat rempah-rempah). Namun pelayarannya Bartholomeus Diaz hanya sampai di ujung Afrika Selatan (1496). Hal ini disebabkan oleh besarnya gelombang ombak Samudera Hindia, sehingga kapal-kapal yang dibawa oleh Bartholomeus Diaz tidak berhasil melewatinya. Oleh Bartholomeus Diaz tanjung itu dinamakan Tanjung Pengharapan (Cape og Good Hope atau Tanjung Harapan sekarang).
Pada tahun 1498, raja Portugis mengirim ekspedisinya di bawah pimpinan Vasco da Gama. Ekspedisi ini berhasil mendarat di Kalkuta (India) pada tahun 1498. Kemudian pada tahun 1511 dari India bangsa Portugis mengirim ekspedisinya di bawah pimpinan Alfonso d’Alburquerque, mengikuti perjalanan para pedagang Islam. Pada tahun 1511 itu juga Portugis berhasil menduduki Malaka, pusat perdagangan Islam di Asia Tenggara. Kemudian Portugis tiba di Ternate (Maluku) tahun 1512.
Untuk menyelesaikan pertikaian kedua bangsa kulit putih itu, paus turun tangan dan pada tahun 1512 dilakukan Perjanjian Saragossa (Zaragoza). Isi perjanjian itu antara lain:
1.    Bumi ini dibagi atas dua pengaruh, yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan Portugis.
2.    Wilayah kekuasaan Spanyol membentang dari Mexico ke arah Barat sampai ke kepulauan Filipina dan wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brazillia ke arah timur sampai ke kepulauan Maluku.
b. Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia
Bangsa Belanda memulai pelayarannya, pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman, para pedagang bangsa Belanda tiba Banten (Indonesia). Dari bandar Banten pelaut Belanda melanjutkan pelayarannya ke arah timur dan mereka kembali dengan membawa rempah-rempah dalam jumlah yang cukup banyak.
Untuk mengatasi persaingan antara para pedagang Belanda itu sendiri, pemerintah membentuk badan usaha atau kongsi dagang yang diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) yaitu Persekutuan Dagang Hindia Timur. VOC berdiri tahun 1602 yang juga lebih sering disebut oleh bangsa Indonesia dengan sebutan Kompeni Belanda.
c. Kedatangan Bangsa Inggris di Indonesia
Sejak abad ke-17, para pedagang Inggris sudah berdagang sampai di daerah India. Di India timur, para pedagang Inggris mendirikan kongsi dagang yakni East India Company (EIC) pada tahun 1600, dengan daerah operasinya adalah India. Pusat kekuatan EIC adalah Kalkuta (India), dan dari kota inilah Inggris meluaskan wilayahnya ke Asia Tenggara.
Di bawah Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta dibentuk ekspedisi Inggris untuk merebut daerah-daerah kekuasaan Belanda yang ada di wilayah Indonesia. Pada tahun 1811, Thomas Stamford Raffes telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Indonesia.
Berdasarkan perjanjian London tahun 1815, Inggris diharuskan mengembalikan kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda. Dan pada tahun 1816 Inggris melaksanakan kewajibannya itu.

Senin, 08 Agustus 2011

KEDATANGAN BANGSA BARAT KE ASIA TENGGARA



Pada  tahun 1453 M Konstatinopel  jatuh ke tangan Turki yang beragama Islam termasuk Mediateranian yang merupakan daerah jalur perdangan rempah-rempah bagi bangsa Eropa dengan Asia. Hal ini membuat bangsa Islam memonopoli pusat-pusat perdagangan di Timur Tengah terutama perdagangan rempah-rempah antara Eropa dengan Asia dan mereka menjual rempah-rempah dengan harga yang tinggi. Keadaan ini membuat bangsa-bangsa Eropa berusaha datang sendiri ke timur untuk mendapatkan rempah-rempah dari negeri asalnya, keinginan ini disertai pula dengan harapan untuk mengembangkan agama Kristen sekaligus menghancurkan kekuasaan Islam di Asia Tenggara.
1.      Bangsa Portugis
Di akhir abad ke-15 muncullah bangsa Portugis yang berani berpetualang menyebrangi samudra untuk menemukan jalur perhubungan yang baru dengan Asia. Akhirnya pada 1511 M dibawah pimpinan Don Alfonso De Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka yang merupakan Bandar perdagangan di Asia Tenggara. Namun keberadaan bangsa Portugis di Malaka ini selalu mendapatkan gangguan dari wilayah lainnya tapi mereka mampu untuk bertangahan di sana hingga tahun 1574 M. pada tahun 1587 M Sultan Aceh Alauddin Riaayat mengadakan perdamaian terhadap Portugis karena adanya pemberontakan dari wilayah taklukkannya terhadapa Aceh, sehingga pemberontakan itu mampu diredakan dengan bantuan Portugis, hal ini membuat wilayah kekuasaan Portugis meluas ke Aceh dan mendapatkan keuntungan yang besar.
Pada tahun 1512 M Portugis sampai ke Maluku dan pada tahun 1513 M Portugis kembali dating ke Maluku dan mereka berusaha untuk menjalin hubungan kerja sama terutama dalam bidang perdagangan rempah-rempah dan mereka diperbolehkan mendirikan sebuah benteng di sana. Pada awalnya hubungan ini berjalan baik, tapi pada tahun 1521 M muncullah bangsa Spanyol, sehingga memunculkan persaingan antara Portugis dengan Spanyol. Tahun 1524 M bangsa Spanyol kembali datang ke Maluku dan diterima baik oleh masyarakat Tidore dan persaingan pun kembali terjadi dengan masyarakat Ternate yang bersekutu dengan Portugis. Pertikaian antara Ternate-Portugis dengan Tidore-Spanyol di akhiri dengan kemenangan Ternate-Portugis, namun Ternate dirugikan oleh Portugis yakni dengan memonopoli rempah-rempah, sehingga Masyarakat Ternate yang dibantu oleh seluruh masyarakat Maluku, papua/Irian Jaya dan Jawa berusaha untuk mengusir Portugis dan pada tahun 1574 M dibawah pimpinan Sultan Baabullah berhasil merebut benteng Portugis dan mengusir Portugis dari wilayah Ternate.
Dengan didudukinya Malaka dan Maluku Portugi meninggalkan budaya mereka disana seperti alat musik beraliran keroncong (biola, ukulele/kentrung dan Cello) bangunan gedung, benteng pertahanan, penyebaran agama nasrani dan bahasa yang dapat dipahami oleh masyarakat setempat terutama di Maluku.
2.   Bangsa Spanyol
Dalam pelayaran lautan Spanyo pertama kali sampai ke Filipina tahun 1500 M dibawah pimpinan Magelhaen dalam ekspedisi mencarai rempah-rempah di Asia melalui jalan barat. Ekspansi pertama Spanyol ke Filipina berhasil dengan baik. Dan pada tahun 1565 M dibawah pimpinan Miguel Lopez de Lagazpi Spanyol kembali mendarat di Filipina dan pada 15 Mei 1571 Manila dapat jatuh ke tangan Spanyol dan semenjak itu Manila menjadi basis bagi penjajahan Spanyol di Filipina
Kedatangan bangsa Spanyol ke Filipina mengikuti pola tradisional Imperialisme Eropa Barat yakni Gold, Gospel dan Glory. Bagi Spanyol kaum gereja sangat perperan dalam penjelajahan yang berguna untuk mengkhatolikkan masyarakat jajahannya.
Pada awalnya terdapatnya hubungan yang baik antara golongan agama dengan masyarakat. Tapi setelah kekuasaan Spanyol bertambah kuat, mereka tidak hanya mementingkan akhirat tapi juga dunia. Akibatnya timbullah gejala yang tidak baik seperti pengambilan tanah penduduk, petani dijadikan pekerja dan memperlakukan penduduk semaunya.
Kekuasaan golongan agama makin lama makin besar membuat rakyat makin terjepit oleh dua kekuasaan yakni pemerintahan agama dan sipil, tapi pemerintahan agamalah yang lebih besar karena dianggap lebih penting dari segalanya. Dalam menjalankan pemerintahan golongan agama dengan sipil selalu bertentangan dan pada umumnya golongan agama jauh lebih kolot dan kejam dalam bertindak. Jika ada pimpinan sipil (Gubernur) yang berani bertindak untuk mengadakan perubahan maka sebelum dia melakukannya dia akan dipanggil pulang ke Spanyol seperti Gubernur De La Torre (1868 M). Pendeta-pendeta Filipina juga tidak berani mempertahankan hak-hak bangsanya, mereka akan dianggap pemberontak dan ditembak mati di depan umum seperti di lapangan Bagumbayan di tepi Teluk Manila (20 Januari 1872). Hal ini menimbulkan kebencian dan dendam pada masyarakat Filipina terhadap Spanyol.
3.      Bangsa Belanda
Sebelum Belanda dating ke Asia dibawah pimpinan Cornelis De Houtman (1596 M) Bangsa Belanda merupakan pedagang-pedangang yang mengambil rempah-rempah Indonesia di Lissabon (Portugal) dan menyebarkan ke seluruh Eropa, tapi tahun 1594 M Belanda dilarang mengambil rempah-rempah lagi di Lisabbon, karena Portugal menjadi daerah kekuasaan Spanyol dan Belanda merupakan musuh Spanyol. Karena itulah Belanda ingin mengambil sendiri rempah-rempah di Indonesia.
Saat Belanda muncul di Malaka diterima baik oleh raja-raja Malaka, johor , Aceh dan Banten untuk melawan Portugis. Apalagi Belanda bersikap lunak erhadap Islam. Bersama Aceh dan Johor Belanda berhasil melumpuhkan kekuatan portugis di Tanah Melayu, Sumatera dan Selat Malaka.  Yang akhirnya 14 Januari 1641 Portugis menyerah di Malaka.
Belanda yang awalnya kelihatan lunak terhadap penduduk Melayu, akhirnya menjadi penguasa keras yang galak. Hal ini karena Belanda ingin memonopoli perdagangan di Malaka dan Malaysia Barat, namun Belanda tidak mencampuradukkan kegiatan perdagangan dengan kegiatan pengkristenisasi penduduk setempat.
VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) tahun 1701-1800
Setelah Belanda berhasil menduduki Malaka selajutnya Belanda berhasil menguasai berbagai daerah di Nusantara (Jawa, Madura, Maluku, Palembang, Bangka, Kalimantan dan Sulawesi selatan) dan mendirikan serikat dagang yakni VOC. tujuan VOC adalah menguasai pelabuhan-pelabuhan penting, menguasai kerajaan-kerajaan di Nusantara dan melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah. Semakin lama kompeni bukan saja berdagang tapi juga mengendalikan pemerintahan di Nusantara seperti monopoli perdagangan rempah-rempah, melaksanakan kerja rodi, pungutan pajak, tanam paksa dan pelayaran hongi serta memberikan hak ekstirpasi (menebang cengkeh yang melanggar monopoli). VOC bubar pada 31 Desember 1799
Kekejaman Kompeni sangan menyengsarakan masyarakat sehingga menibulkan berbagai perlawanan seperti di Mataram, Banten, Makassar dan Maluku. 
Masa Konservatif dan Liberal (1808-1830)
Sitem politik kaum Konservatif yakni tidak langsung mereka menggunakan system feodal dan penyerahan wajib/pajak tetap ada dan pajak yang dibayarkan adalah perdesa. Seangkan masa liberal pajaknya berganti menjadi perindividu, system pemerintahannya langsung dari pemerintah system feodal yang ada dihapuskan dan diadakannya pegawai-pegawai Eropa yang digaji begitu pula dengan bupati-bupati dijadikan sebagai pegawai pemerintah dan mereka digaji.
Pada masa ini dikarenakan kekurangan keungan Kerja rodi/kerja paksa pun tetap dijalankan untuk membangun sarana dan prasarana di Indonesia seperti membangun benteng dan pembuatan jalan. Terutama ketika Deandels karena adanya ancaman dari Inggris yang memaksa masyarakat pribumi melakukan itu semua. Mengakibatkan rakyat menderita dan sengsara. Tanah-tanah pemerintah pun dijual pada swasta.
Masa Cultuurstelsel (Sistem tanam paksa) (1830-1850)
Cultuurstelsel dicetuskan oleh Van Den Bosch yang dikenal dengan nama “Tanam Paksa” artinya rakyat dipaksa menyerahkan seperlima bagian tanahnya untuk ditanami jenis tanaman perdagangan yang laku dipasaran dunia dan memaksa wajib kerja rodi selama 66 hari bagi yang tidak mempunyai tanah. Dari system ini Belanda mendapatkan keuntungan yang  sangat besar besar. Namun adapun akibatnya yaitu :
Ø  selain bekerja sesuai dengan tuntutan tanam paksa, rakyat juga melakukan kerja rodi untuk kepala-kepala daerah mereka, sehingga tidak ada waktu untuk kepentingan diri sendiri. Hal ini menyebabkan timbulnya kelaparan dimana-mana seperti di Cirebon (1844), Demak (1848) dan Grobogan (1849-1850).
Ø  Pajak disewakan kepada pemerintah pada orang Cina (pajak potongan besar, kedai dan lain-lain) terlalu tinggi dibandingkan kesanggupan rakyat.
Ø  Setalah penanaman jati juga menjadi tanam paksa (Cirebon daerah percontohan) maka rakyat daerah ini makin menderita ketika terjadi kelaparan beribu-ribu orang meninggal.
Dikarenakan penderitaan yang dialamai oleh rakyat, maka kaum Liberal berusaha untuk menghapuskan tanam paksa tersebut. Dan tanam paksa inipun dapat dihapuskan secara bertahap yang puncaknya keluarnya undang-undang tahun 1870 (undang-undang gula dan agrarian)
Masa Liberal (Politik pintu terbuka) (1850-1900)
Masa ini sistem tanam paksa pun dihapuskan secara bertahap untuk mengurangi penderitaan rakyat dengan dikeluarkan undang-undang RR 1870, undang-undang gula untuk dihapuskan dalam jangka waktu 12 tahun dan undang-undang agrarian (jaminan modal swasta untuk ditanamkan di Jawa) yakni tidak boleh menjual tanah terutama tanah rakya, penyewaan tanah menurut peraturan dan penyewaan dibatasi selama 5-20 tahun tergantung keadaan tanah serta rakyat yang tidak memiliki tanah diberikan tanah dengan hak erfpackt paling lama 75 tahun. Sesuai dengan kebutuhan prasarana dibangun seperti waduk, irigasi, transortasi, pelabuhan kesehatan penduduk dan lain-lain, sekolah-sekolahpun di didirikan tahun 1878 untuk pribumi.
Politik Etika (Politik Balas Budi) (1900-1908)
Politik ini dilakasanakan dari prinsip kemanusiaan (kemakmuran penduduk pribumi) dan keuntungan ekonomi. Dengan slogan edukasi, imigrasi dan emigrasi. Politik etika ini hanya dilaksanakan di Jawa,bukan berarti program ini dibiayai oleh daerah luar Jawa tapi Jawa sendiri yang harus membiyai program itu dengan pajak yang semakin tinggi, sedangkan diluar Jawa dijadikan daerah aktivitas ekonomi baru. Namun semua ini dilakukan didasarkan perkembangan ekonomi dan imperialisme Belanda.
4.      Bangsa Prancis
Prancis di Kampuchea (Kamboja)
Disaat Kamboja mendapatkan tekanan-tekanan dari kerajaan Siam sebelah barat dan kerajaan Annam di timur, maka Raja Kamboja Norodom minta bantuan pada Prancis. Akibatnya dengan kemenangan Kamboja dibantu oleh Prancis menjadikan Kamboja sebagai daerah Protektorat Prancis tahun 1863. Tahun 1884 Norondom dipaksa menandatangani perjanjian penyerahan kekuasaan kepada Prancis dan pemerintahan dalam negeri seluruhya berada di tangan Prancis dan Kamboja pun menjadi daerah koloni Prancis dan Kamboja ditelantarkan oleh Prancis karena ada Daerah lain yang subur dan kaya yakni Viaetnam. Tidak ada pembangunan industri dan pertanian dibiarkan seperti semula.


Prancis di Vietnam
Masa pemerintahan Ngu Yen Anh terjadinya hubungan yang baik terhadap Pranci dibidang perdangan dan penyebaran agama Katolik, bahkan Prencis mendapatkan hak istimewa dalam perdagangan. Tapi Prancis kecewa dengan penggati Gia Long yang tidak toleran dan membenci Prancis. Dan pada masa Kaisar Minh Mang penggati Gia Long (1829-1841) pengaruh Barat mulai dikurangi, hubungan dagang antara Vietnam dan Prancis putus, Konsul Prancis dikeluarkan dari Hue dan misionaris katolik dikejar-kejar. Dan Masa Tu duc (1848-1883) Misionaris Katolik bukan saja dikejar tapi juga dibunuh dengan alasan melindungi warga negaranya. Hal ini membuat terjadinya peperangan antara Prancis dengan Vietnam (1858-1883) dengan kekalahan Vietnam dan Vietnam terpaksa menadatangani perjanjian Saigon (1862) dan perjanjian Hue (1883) yang mengakui Vietnam dibawah kekuasaan Prancis. Dengan meninggalnya Tu Duc (1883), maka tahun 1887 Vietnam menjadi milik Prancis.
Dalam menguasai Vietnam Prancis melaksanakan “politik asimilasi” dengan menghilangkan kebudayaan Vietnam dan orang Vietnam harus menjadi orang Prancis. Salah satu cara yang digunakannya adalah dengan memberi pendidikan dari Sekolah dasar sampai perguruan tinggi (1907 berdirilah Universitas Hanoi oleh Paul Beau) sehingga muncullah kaum terpelajar. Bidang ekonomi Prancis Mengeksplotisir kekayaan alam Vietnam untuk kepentingan Prancis, memonopoli perdagangan dan pajak yang tinggi. Hal ini menimbulkan kebencian orang Vietnam terhadap Prancis.
Prancis di laos
Pada tahun 1893 sewaktu Prancis mecari tanah jajahan baru di Indochina, mendepak orang Siam dari Laos dan  menjadi Laos daerah Protektorat Prancis. Keluarga penguasa Luang Prabang dijadikan Kerajaan dan Prancis memerintah secara tidak langsung melalui Raja Luang Prabag.
5.      Bangsa Inggris
Inggris di Malaysia
Inggris dating Ke Malaysia dimulia dengan penyewaan pulau Pinang  tahun 1786 pada Sultan Abdullah (raja Keadah). Disaat terjadinya Revolusi Prancis dan Pearang Napoleon di Eropa terjadi perubahan, dimana tentara Napoleon menduduki Belanda dan seluruh jajahan Belanda di Asia Tenggara menjadi milik Prancis.
Sebagai lawan Napoleon, Inggris menggunakan kesempatan ini merebut Malaka dari tangan Belanda (1795) dan tahun 1811 Inggris mendarat di Batavia dan mengusai daerah jajahan Belanda di Indonesia. Dengan kekalahan Napoleon maka berakhirlah perang di Eropa dan Inggrispun menjadi penguasa terkemuka di Eropa Barat, tapi pada permusyawaratan negera-negara pemenang dalam Convention of London 13 Agustus 1814, Inggris mengembalikan semua jajahan yang direbutnya dari Belanda. Di Indonesia Inggris hanya menduduki Bengkulu dan Malaka kembali pada Belanda.
Pada 28 januari Raffles dan Farqurah mendarat di Singapura dan mendapatkan pulau ini tahun 1819 melalui perjajian dengan Sultan Johor,tapi Belanda tidak menyetujuai pendudukan Singapura oleh Inggris, akhirnya persoalan ini diselesaikan dalam Treaty of London (17 Maret 1824), dimana Belanda menyerahkan Malaka dan Singapura pada Inggris, sedangkan bengkulu yang dikuasai oleh Inggris di berikan pada Belanda. Singapura yang mulai berkembang muncul sebagai pelabuhan yang ramai dan menjadi urat nadi perdagangan di Asia.
Tahun 1826 pulau Pinang, Malaka dan Singapura disatukan Inggris dalam satu wilayah kekuasaannya yang disebut Straits Settlements (Wilayah pemukiman selat Malaka) yang berpusat di pulau Pinang, kemudian dipindahkan ke Singapura tahun 1832. Wilayah kekuasaan Ingris ini menjalankan pemerintah secara langsung dan daerah ini merupakan basis Inggir untuk meluakan daerah kekuasaannya ke pedalaman.
Inggris berusaha memperluas daerah kekuasaannya menanamkan pengaruhnya di Malaya secara perlahan dan bertahap agar tidak timbul perlawanan Sultan-sultan Malaya, dimana Sultan akan menerima Residen Inggris sebagai Penasehat dalam pemerintah dan semua urusan administrasi dan keuangan harus dijalankan menurut nasehat Residen selain urusan dapat dan agama. Perjanjian pangkor menujukkan perubahan politik secara langsung atau tidak langsung mengurangi kekuasaan Sultan sebagai kepala Negara dan Inggris telah mengambil ahli kewajiban-kewajiban politik dari Sultan dan Bangsawan Melayu, dimana urusan adapt dan agama di Serahkan seluruhnya pada Sultan. Perdagangan pun hamper seluruhnya berada di tangan Inggris. Setelah berhasil menetapkan Residen Inggris berusaha menyatukan kerajaan-kerajaan itu di bawah Resident-General yang mengapalai semua Residen masing-masing kerajaan. Tahun 1896 Keempat kerajaan (Perak, Selangor, Negeri sembilan dan pahang yang pada tahun 1874 dan 1888 melakukan perjajian pada Ingris dan menerima Residen) menanda tangani Treaty of Federation, yang menyatakan tergabung dalam federasi dan mengakui Residen-General.sejak itu mereka berada di bawah pemerintahan pusat yang bercorak persekutuan yang dikenal dengan Negeri-negeri Melayu bersekutu (Federated Malay States), sedangkan Johor, Kedah, Perlis, Kelantan dan Trenggono yang dikuasai Siam diserahkan pada Inggris (1909), tapi mereka menolak bergabung karena takut kehilangan kekuasaan di negerinya masing-masing, maka mereka disebut Unfederated Malay States.
Inggris di Singapura
Pada tahun 1832 singapura yang menjadi Pusat Straits Settlements dan setelah PD II dibubarkan, setelah Inggris kembali ke Malaya. Dan didirikannya Malaya Union (1946), singapura dikeluarkan dari Semenanjung Tanah Melayu sehingga menjadi koloni sendiri di bawah Gubernur.
Inggris di Brunei Darusslam
Tahun 1847 Sultan Brunei mengadakan perjanjian dengan Inggris untuk memajukan hubungan dagang dan kerja sama dalam menumpas bajak laut. Hal ini merupakan langkah awal Inggris menguasai Brunei. Tahun 1888 Brunei menjadi daerah Protektorat (Perlindungan) Inggris dan tahun 1906 di tempatkan residen di sana. Perekenomian di Brunei ini menghasilakan keuntungan yang besar bagi Inggris terutama hasil dari minyak di Brunei.
Setelah PD II Inggris kembali ke Brunei dan Inggris pun memberikan otonomi yang luas pada Brunei dimana semua urusan dalam negeri dikuasai oleh Sultan dan luar negeri Inggris yang bertanggung jawab. Pos residen dihapuskan dan seorang komisaris Tinggi diangkat yang bertanggung jawab mengenai hubungan antara Inggris dan Brunei.
Inggris di Myanmar
Pada masa imperium Inggris di India mengalami perkembangan , waktu itulah pasukan Birma menyerang kedudukan dan daerah-daerah kekuasaan Inggris di derah sebelah barat Assam. Hal ini menimbulkan peperangan antara Inggris dengan Birma dan Birma pun dikalahkan oleh Inggris tahun 1885 dan menduduki Mandalay ibu kota kerajaan Birma setelah Birma di keasai maka Inggris menggabungkan Myanmar dengan India, sehingga pemerintahan di Myanmar disamkan dengan India apapun perubahan yang terjadi di India di ikuti dengan perubahan yang sama di Birma.
Tahun 1930 sistem pemerintahan ”dyarchy” yaitu pemerintahan yang dilaksanakan secara bersama oleh dua penguasa diperkenalkan di Birma, sehingga Myanmar akan berstatus sebagai provinsi dibawah Gubernur yang dibantu oleh dewan eksekutif, hal ini merupakan langkah awal menuju pemerintahan sendiri. Tahun 1928 Komisi Simon meninjau perubahan ini  dan memilih pemesihan Myanmar dari India. Pemisahan ini menghasilkan undang-undang pemrintahan Myanmar tahun 1935 dan Birma langsung diperintah oleh raja Inggris melalui kemetrian Myanmar di London. Perubahan konstitusi jua dilakukan Gubernur hanya bertanggung jawab dengan urusan luar negeri, pertahanan, politik dan moneter sedangkan masalah-masalah lain harus minta nasehat pada para mentri yang bertanggung jawab pada dewan legislatif.